Renungan 1
Pekerjaan dan kesuksesan tidak dapat membeli kebahagiaan
1 Tawarikh 22:19
"Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu. Mulailah mendirikan tempat kudus Tuhan, Allah, supaya tabut perjanjian Tuhan dan perkakas kudus Allah dapat dibawa masuk ke dalam rumah yang didirikan bagi nama Tuhan.”
Rick Chollet adalah seorang pengusaha yang sukses sampai tanggal 18 Maret 1991. Ia bahkan pernah menjadi presiden perusahaan Brookstone, sebuah bisnis pesanan pos yang berhasil ia ubah menjadi pemimpin perusahaan retail nasional yang menjual produk-produk para pengrajin. Akan tetapi pada tanggal 18 Maret Rick Chollet mengunci pintu garasi rumahnya yang terletak di New Hampshire, duduk di kursi BMW nya dan menyalakan mesin. Ia meninggalkan sebuah surat yang berbunyi, “Maafkan saya, tetapi pemikiran bahwa saya harus melewati siksaan kehidupan itu terlalu berat bagi saya.”
Beberapa pengusaha yang sukses memiliki ketakutan bahwa mereka tidak akan dapat memproduksi kembali atau mempertahankan kesuksesan yang pernah dicapainya. Gerald Kraines, psikiater dari Rick Chollet berkata, “Mereka berjalan di treadmill di mana mereka tidak pernah dapat mencicipi kesuksesan mereka, karena mereka terus bekerja keras. Banyak orang Kristen juga merasakan hal yang sama. Mereka berpikir bahwa mereka harus bekerja lebih keras bagi Tuhan dan lupa untuk menyisihkan waktu untuk bersama-Nya.
Renungan:
Mungkin kita bertanya, bagaimana bisa menerima sukacita yang berasal dari Tuhan dan kebahagiaan? Sederhana, datanglah pada Tuhan dalam doa, renungkanlah Firman-Nya, pegang teguh janji-janji yang ada dalam Firman-Nya, maka kita akan memiliki sebuah sukacita yang tidak akan bisa direnggut oleh apapun.
Beberapa orang mengejar kebahagiaan. Dan beberapa orang memilih kebahagiaan. (Robert Holden)
Renungan 2
Makna rukun bagi kamu itu apa?
Mazmur 133:1-3
"Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya"
Dalam hubungan bermasyarakat atau dengan lingkungan sekitar kita, pasti sering sekali terjadi yang namanya hal tidak lagi saling menghormati atau saling menghargai. Malah hal yang sering terjadi adalah saling mencurigai, atau juga saling mefitnah satu dengan yang lainnya. Kehidupan seperti ini tidak hanya menghancurkan persatuan dan kesatuan, tetapi juga semakin menjauhkan berkat Tuhan dalam kehidupan setiap kita. Mazmur ini menggambarkan dua hal positif dari persatuan dan kerukunan. Yang pertama, seperti minyak yang meleleh ke janggut. Hal ini mengartikan kerukunan dan persatuan menjaga kekudusan jemaat dan kesukaan mengalir rata ke semua pihak. Kedua, seperti embun yang melambangkan penyegaran kehidupan. Berkat dan kehidupan sebagai dampak positif dari kerukunan akan terpancar dan dialami oleh setiap orang yang hidup dalam kerukunan.
Jadi dari hal ini kita bisa lihat bahwa, salah satu rahasia hidup yang diberkati oleh Tuhan adalah jika hidup kita dapat rukun dengan sesama khususnya dengan keluarga kita sendiri. Betapa indahnya, baiknya, dan senangnya jika kita dapat hidup rukun bersama-sama. Kita bisa lakukan dengan memperhatikan saudara atau kerabat kita yang memerlukan bantuan/pertolongan. Jika ia sakit, kita bisa bantu dalam doa atau bantu biaya jika kita mampu untuk melakukannya.
Renungan :
1. Apa yang akan Tuhan lakukan jika kita hidup rukun dengan sesama?
2. Apakah yang membuat kehidupan keluarga kita harmonis? Sebaliknya, apa juga yang membuat tidak harmonis?
Renungan 3
Bagaimana mengalami hadirat Tuhan dalam kehidupan anda sehari-hari
Yohanes 14:23
Jawab Yesus:”Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.” -
Kehidupan kita dipenuhi kesibukan dan hal-hal yang mengalihkan perhatian kita. Mudah sekali untuk terjebak dengan segala kebutuhan, pekerjaan dan kekhawatiran sehingga kita melupakan apa yang paling penting. Ada sebuah cerita yang sangat menarik di akhir kitab Lukas pasal dua ketika Maria dan Yusuf membawa Yesus kecil ke Yerusalem pada hari raya Paskah ketika dia berusia 12 tahun. Setelah perayaan berakhir, Yusuf dan Maria berjalan pulang, mengira Yesus mengikuti mereka.
Saya penasaran, telah berapa kali kita mengira Tuhan bersama kita, di saat kita sibuk dengan urusan kita sendiri? Ini bagian menariknya. Maria dan Yusuf baru menyadari bahwa Yesus tidak ada bersama mereka,setelah perjalanan panjang selama satu hari penuh dan mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk menemukan Dia. Tiga hari! Pesan yang dapat dipetik dari cerita ini adalah bahwa lebih mudah kehilangan hadirat Tuhan yang istimewa dibandingkan mendapatkannya kembali ketika kita berpaling dari-Nya. Kita harus selalu berusaha menjaga untuk tetap berada di dalam hadirat Tuhan. Dengan melakukan ini, kita membuat Tuhan merasa nyaman di dalam hati kita.
Hal ini dimulai dengan mematuhi segala perintah-Nya. Sebuah komitmen untuk bertobat dari perilaku yang tidak berkenan kepada Tuhan, adalah tanda pertama dari kedewasaan rohani. Ini menunjukkan bahwa anda peduli akan pandangan Tuhan. Hal ini berarti Anda memilih untuk murah hati kepada orang lain, anda belajar mengampuni, melepaskan segala sakit hati anda dan hidup dalam damai sejahtera. Ketika kita memilih untuk berhati-hati dengan segala ucapan kita, bersyukur kepada Tuhan dan memberikan semangat kepada orang lain, kita akan merasa terhubung erat dengan-Nya sepanjang hari.
Renungan :
Coba pikirkan apakah selama ini anda sudah membuat Tuhan nyaman di dalam hati anda di tengah-tengah kesibukan anda setiap harinya?
Tuhan Yesus memberkati 😊😇
Tidak ada komentar:
Posting Komentar